Ibu Sahaja baru pindah ke sebuah kota. Pada hari Minggu dia mengunjungi sebuah gereja di dekat rumahnya. Dia mengenakan pakaian yang sederhana dengan tas yang tampak sudah berusia lebih dari 10 tahun. Warna sepatunya juga sudah mulai pudar. Tampak sangat bersahaja.

Jemaat di gereja itu rata-rata mengenakan pakaian dan sepatu yang mahal dan bermerek. Dengan wajah berseri ibu Sahaja melangkah ke pintu gereja. Penyambut tamu tidak menyapanya. Dia berbisik-bisik dengan temannya, karena belum pernah melihat ibu yang bersahaja ini. Ketika ibu Sahaja duduk di bangku, orang-orang di sekitarnya langsung menjauh dari dirinya. Tidak ada seorang pun yang menyalami atau menyapanya. Jelas mereka tidak menyukai kehadirannya.

Selesai ibadah, pak pendeta mendekati Ibu itu dan berkata dengan senyum kecut,” Bu, kalau minggu depan mau datang lagi, coba tanyakan kepada Tuhan penampilan seperti apa yang pantas untuk menyembah dan memuji Dia di gereja ini.”

“Iya pak pendeta. Terima kasih”, jawab ibu Sahaja tersenyum ramah. Minggu depan, Ibu Sahaja datang lagi dengan penampilan yang sama. Sederhana. Bersahaja. Sukacita. Wajah cerah ceria.

Pak pendeta segera mendekatinya dan berkata,” Loh, minggu lalu kan saya sudah bilang agar ibu tanyakan kepada Tuhan soal penampilan Ibu untuk masuk ke gereja ini. Apakah ibu sudah tanyakan?”

“Oh…sudah saya tanyakan, pak”, jawab si Ibu sambil tersenyum.

“Lalu? Tuhan bilang apa?”,Tanya pak pendeta dengan nada tinggi.

“Tuhan bilang, Dia tidak punya petunjuk apa-apa soal penampilan dalam beribadah dan memujiNya. Dan, Tuhan juga bilang, Dia sendiri tidak pernah hadir di gereja ini!” jawab ibu Sahaja tenang dan ramah.

Saudara, Ilustrasi ini mengingatkan kita kepada Firman Tuhan yang berkata,” Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah: manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. Haleluyah! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (1 Samuel 16:7b; Mazmur 146:1-2). Sebab itu, ketika saudara beribadah kepadaNya, datanglah dengan hati yang tulus mengasihiNya. Angkatlah suaramu dan bernyanyilah dengan hati yang sukacita dan bersyukur. Jangan malu, sungkan, dan berdiam diri. Selama masih bernafas, janganlah berhenti memuji kasih setia Allah dalam Kristus Yesus. Semua ini adalah persiapan penting sebelum Saudara masuk ke sorga untuk beribadah dan memuji Tuhan bersama para malaikatNya.

 

 

Write a comment:

*

Your email address will not be published.