Dalam paruhan pertama dari tahun 2014 ini ada cukup banyak kabar belasungkawa yang mengagetkan. Ketika ayah dari salah satu teman di Jakarta meninggal dunia, Dia mengirimkan tulisan refleksif di bawah ini:

Hidup itu mirip sebuah perjalanan dalam kereta api, lengkap dengan stasiun-stasiun yang dilaluinya, dengan perubahan-perubahan rutenya, dan dengan kecelakaan-kecelakaannya. Saat lahir kita seperti naik ke dalam kereta api dan kita bertemu dengan orang tua kita. Dan, kita yakin bahwa mereka akan selalu ikut bersama kita. Tetapi di suatu stasiun ternyata mereka turun meninggalkan kita. Tinggilah kita sendiri di perjalanan selanjutnya. Dengan cara yang sama orang lain akan naik ke dalam kereta api kita, dan mereka menjadi berarti dan penting bagi hidup kita. Antara lain: saudara-saudara, teman- teman, pasangan hidup, dan anak-anak kita.

Banyak orang yang akan turun dan meninggalkan kekosongan yang begitu dalam bagi kita. Ada juga orang-orang yang turun begitu tiba-tiba tanpa kita tahu. Sampai kita menyadari bahwa kursi mereka telah kosong! Perjalanan ini akan penuh dengan sukacita,dukacita, harapan, ucapan selamat tinggal dan perpisahan. Sukses kita terletak pada bagaimana kita menjalin hubungan yang baik dengan semua penumpang. Misteri terbesar bagi setiap orang adalah kita tidak pernah tahu di mana kita akan turun. Maka kita harus menjalani hidup dalam kereta ini dengan sebaik-baiknya: untuk mencintai, untuk memaafkan, dan untuk memberikan semua yang terbaik dari yang kita punya. Ketika saatnya tiba bagi kita untuk turun, dan meninggalkan kursi kita, sebaiknya kita meninggalkan kenang-kenangan indah bagi mereka yang akan terus melanjutkan perjalana dalam kereta kehidupannya! Kuharapkan perjalanan Anda dalam kereta kehidupan ini akan semakin lebih baik setiap harinya, meraih keberhasilan, dan banyak memberikan cinta, dan yang terpenting bersyukur untuk perjalanan ini!

Saudara. Ini adalah sebuah ilustrasi yang sangat indah tentang perjalanan hidup di dunia. Tapi, benarkah bahwa suksesnya perjalanan ini hanya tergantung dari hubungan yang baik dengan semua penumpang yang ada? Tentu tidak! Sebab sukses yang sejati tergantung dari hubungan yang baik dan benar dengan Sang Pencipta kehidupan ini, yaitu Tuhan Yesus Kristus (Lihat: Matius 7:21-23). Hanya mereka yang mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya ketika masih hidup, akan disediakan rumah yang kekal di sorga (Lihat: Yohanes 14:1-3). Tuhan Yesus berkata,” Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Sebab itu, jangan sampai terlambat menerima Kristus ketika Saudara masih bernafas.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.