Ucok mengadu nasib di ibukota Jakarta. Setelah mendapat pekerjaan tetap, dia mampu mengirimkan uang setiap bulan untuk kedua orang tuanya di kampungnya, Tapanuli Utara, dengan pesan agar dia selalu didoakan.

Suatu kali, karena perusahaan tempat dia bekerja bangkrut, dia harus di PHK. Ketika menerima pesangon 3 kali gaji, si Ucok mengirimkan uang ke orang tuanya juga 3 kali lebih besar dari biasanya. Dalam surat singkatnya dia mengatakan, “Amang, Inang (Ayah dan Ibu), saya harap hati kalian sudi menerima kiriman ini, sebab sekarang saya sudah Memble (istilah Jakarta yang artinya: Payah, Sulit, atau Gagal). Tolong lebih tekun doakan saya!”

Kedua orang tua dan keluarga senang sekali mendengar kabar itu. Lalu mereka mengadakan acara syukuran dan mengundang semua anggota gereja untuk berdoa khusus untuk si Ucok. Sang ayah berkata, “Pak pendeta dan saudara sekalian, saya bersyukur kepada Tuhan sebab anak saya, Ucok, sudah diberkati Tuhan di Jakarta. Dia sekarang sudah memble di sana, dan saya mohon dia didoakan agar semakin memble di masa yang akan datang.”

Ternyata doa seluruh keluarga dan jemaat dikabulkan, dan dalam waktu singkat Ucok sudah mendapatkan pekerjaan baru yang jauh lebih baik. Kiriman uang untuk orang tua bisa terus mengalir. Di akhir tahun, Ucok pulang ke kampung untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Setelah melepas rindu dan berbagi oleh-oleh untuk seluruh keluarga, ibunya Ucok bertanya, “Anakku, coba ceritakan dulu apa kerja dan pangkatmu sekarang. Kirimanmu untuk orang tuamu sungguh besar. Kami bahagia sebab Tuhan setia mendengar doa-doa kami, bahwa kau semakin Memble di Jakarta.”

Ucok kaget terpaku dan tidak mengerti apa maksud ibunya. Tetapi setelah berpikir sejenak, barulah dia tertawa terbahak-bahak tidak bisa menahan rasa geli dan lucu. Sebab waktu itu memang dia tidak menjelaskan soal dia di PHK dan apa artinya istilah Memble itu. Setelah semua dijelaskan, kedua orang tua dan seluruh keluarganya ikut tertawa terbahak-bahak.

 

Saudara, sesungguhnya Bapa kita di sorga yang kita kenal dalam Yesus Kristus adalah Tuhan Allah yang hidup, dan yang mendengarkan doa anak-anakNya. Dia melihat jauh ke dalam hati kita. Dia lebih mendengarkan bahasa iman daripada bahasa bibir mulut kita. Raja Salomo menuliskan Firman Tuhan, Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6). Sebab itu, marilah kita menjalani Tahun Baru ini dengan lebih Bersyukur, Beriman, Berharap kepadaNya (lihat: Mazmur 63:2-5). Lebih setia beribadah, lebih tekun berdoa dan lebih rajin merenungkan dan mentaati FirmanNya. Amin?

 

Write a comment:

*

Your email address will not be published.